Kamis, 08 November 2012

Perubahan itu terus menerus



Ada cerita yang unik :

Sewaktu aku masih muda, aku bermimpi mengubah dunia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, aku mendapati kesulitan mengatur banyak bangsa yang berbeda, hingga akhirnya aku memutuskan melepaskan mimpiku itu. Kini, aku hanya bermimpi mengubah negaraku. Waktu terus berjalan, aku pun masih mendapati kesulitan untuk merubah negaraku. Konflik kepentingan menenggelamkanku dalam kancah perpolotikan. Waktu terus berjalan, hingga menghadirkanku dimana keriput kecil menghiasi wajahku. Akhirnya aku memutuskan untuk bermimpi merubah daerahku. Hal sama kutemui, banyak rintangan menghadang membelenggu asaku untuk merubah daerah yang kutinggali. Rintangan dan tantangan semakin kuat, namun ku semakin lemah tak ada daya. Hingga menenggelamkanku dalam jurang keputus asaan. Tubuhku kini telah renta. Keriputku semakin lebat menutupi kulitku. Kini, aku ingin merubah keluargaku. Nasihat demi nasihat kusampaikan kepada istri dan anak-anakku, tetapi sebatas angin lalu bagi mereka. Aku sedih, terpukul, aku adalah kepala keluarga, namun nasihatku tak terpakai oleh istri dan anakku sendiri. Waktu terasa semakin dekat, kematian hendak menjemputku. Di saat terakhir ku, aku hanya bisa berandai, andaikan pertama yang kulakukan adalah merubah diriku sendiri, tentulah aku akan bisa memberikan nasihat dan mengarahkan keluargaku untuk berbuat baik. Dengan keluargaku, aku akan bersama merubah masyarakat dengan memberikan sauri tauladan bagi mereka. Aku yakin, masyarakatku akan menjadi baik. Dan kami akan bersama membangun negara dan hingga akhirnya merubah dunia.

Sahabatku, ibda’ bin nafsik, rubahlah mulai dari diri kita masing-masing. Mengutip ucapan Cak Nun, “bahwa kamu berbuat baik saja itu adalah dakwah”. Perubahan itu datang dari dalam diri, mengembara memberikan surya bagi sesama, lantas mereka menggunakan cahaya itu untuk merangkai kata indah, yaitu perbaikan dan perubahan. Change is nature, the part that we can influence. 

0 komentar:

Posting Komentar