Ada cerita yang unik :
Sewaktu aku masih muda, aku bermimpi mengubah dunia. Namun
seiring dengan berjalannya waktu, aku mendapati kesulitan mengatur banyak
bangsa yang berbeda, hingga akhirnya aku memutuskan melepaskan mimpiku itu.
Kini, aku hanya bermimpi mengubah negaraku. Waktu terus berjalan, aku pun masih
mendapati kesulitan untuk merubah negaraku. Konflik kepentingan
menenggelamkanku dalam kancah perpolotikan. Waktu terus berjalan, hingga
menghadirkanku dimana keriput kecil menghiasi wajahku. Akhirnya aku memutuskan
untuk bermimpi merubah daerahku. Hal sama kutemui, banyak rintangan menghadang
membelenggu asaku untuk merubah daerah yang kutinggali. Rintangan dan tantangan
semakin kuat, namun ku semakin lemah tak ada daya. Hingga menenggelamkanku
dalam jurang keputus asaan. Tubuhku kini telah renta. Keriputku semakin lebat
menutupi kulitku. Kini, aku ingin merubah keluargaku. Nasihat demi nasihat
kusampaikan kepada istri dan anak-anakku, tetapi sebatas angin lalu bagi
mereka. Aku sedih, terpukul, aku adalah kepala keluarga, namun nasihatku tak
terpakai oleh istri dan anakku sendiri. Waktu terasa semakin dekat, kematian
hendak menjemputku. Di saat terakhir ku, aku hanya bisa berandai, andaikan
pertama yang kulakukan adalah merubah diriku sendiri, tentulah aku akan bisa
memberikan nasihat dan mengarahkan keluargaku untuk berbuat baik. Dengan
keluargaku, aku akan bersama merubah masyarakat dengan memberikan sauri
tauladan bagi mereka. Aku yakin, masyarakatku akan menjadi baik. Dan kami akan
bersama membangun negara dan hingga akhirnya merubah dunia.
Sahabatku, ibda’ bin nafsik, rubahlah mulai dari diri kita
masing-masing. Mengutip ucapan Cak Nun, “bahwa kamu berbuat baik saja itu
adalah dakwah”. Perubahan itu datang dari dalam diri, mengembara memberikan
surya bagi sesama, lantas mereka menggunakan cahaya itu untuk merangkai kata
indah, yaitu perbaikan dan perubahan. Change is nature, the part that we can
influence.
0 komentar:
Posting Komentar