Belajar---- mendengar
kata itu apa yang ada dipikiranmu, sahabat?
Bercerita sejenak
tentang suasana kelasku, tenang, penjelasan dari Dosen, suara diskusi kawan
seangkatan, goresan pena, semangat. Namun terkadang, terdengar suara yang sering
kukira adalah kerbau milik tetanggaku dulu. Eh ternyata, bukan. Itu adalah
suara pulas temanku yang tertidur di baris belakang pojok kelasku.
Dan hari ini, giliranku
yang mendapat sial, seakan dibuai oleh angin sepoi kipas angin kelasku, tubuhku
terayun-ayun hendak jatuh, mataku sayup, dan.... syuuutttt, aku hampir terjatuh
dari kursi. Malu diriku, sungguh.
Suddenly, bapak dosen
bertanya kepada kami, Kenapa kalian harus ada disini? Pertanyaan yang spontan
membuka mataku lebar-lebar. Kaget, menusuk rasanya di hati. Bergumam, “beliau
sedang mengingatkan kepada kami, tentang apa pentingnya menuntut ilmu”. Variasi
jawaban dari teman-temanku, ada yang ingin belajar, sekedar memenuhi batas
minimum kehadiran, mendapatkan ijazah, dan lain-lain.
Beliau melanjutkan
dengan menceritakan seorang tokoh, yaitu Michael Sumacher. Michael Sumacher
adalah juara dunia 7 kali Formula 1 berturut turut. Ada yang unik dari dirinya.
Setiap ia naik ke atas podium yang bertuliskan “1st”, ia selalu bangga memegang
erat trophy, berteriak dan meloncat. Setiap kemenangan yang diraihnya, terasa
bagaikan kemenangan yang pertama kali yang ia raih. Bahagia ! Puas ! Selalu
energic mendapati kemenangan.
Sahabat, bayangkan
ketika kita selalu datang di perkuliahan dengan semangat layaknya mahasiswa
baru yang pertama kalinya memasuki ruang perkuliahan, pakaian rapi, tepat
waktu, belajar sebelum kuliah, bahkan malam harinya pun kita relakan waktu
untuk mempersiapkan buku-buku apa saja yang harus dibawa, dimasukkan ke dalam
tas, sangat mempersiapkan diri menerima sesuatu yang baru. Ingat Michael
Summacher.
Subhanallah, mungkin
itulah mengapa Allah memberikan kita idain (2 hari raya), yang membuat kita
kembali dalam fitrah. Suci seputih kain yang tanpa noda, layaknya bayi yang
baru terlahir kembali. Pancaran matanya sebening embun, secerah mentari.
Mungkin itulah cara Allah mengingatkan kepada kita, bagaimana pentingnya
memperbarui niat dan motivasi untuk jalani hidup lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar