Tikus, binatang kecil yang banyak diburu
manusia. Bukan karena manfaatnya, melainkan karena gangguannya terhadap
manusia, misalnya mencuri makanan. Pelbagai alat penangkap tikus telah
disiapkan oleh manusia, mulai dari racun tikus hingga alat penangkap tikus
dengan pegas. Remy, begitu nama si tikus dalam film Ratatoullie, bersikeras
untuk merubah paradigma bahwa tikus adalah binatang pengganggu. Remy berhadapan
dengan dinding yang kokoh nan tinggi, yaitu realita-kenyataan hidup-hukum alam
yang berlaku.
Dalam sebuah percakapan antara remy dan ayahnya,
ada kutipan menarik. Saat ayahnya mengatakan
you
can not change the nature
Kamu
tidak bisa merubah hukum alam
Remy menjawab
Dad,
change is nature, the part that we can influence, it starts when we deside.
Ayah,
perubahan adalah hukum alam, ia adalah sesuatu yang bisa kita usahakan, dan
perubahan itu dimulai ketika kita memutuskannya.
Remy terus berkarya dan berusaha, hingga pada
akhirnya seorang kritikus masakan yang sangat terkenal di Perancis (bernama
Anton Ego) mengakui menu masakan ratatouille restoran Guestau adalah masakan
yang terlezat yang sangat dicintainya. Anton Ego pun mengetahui, ternyata chef
nya adalah seekor tikus yang bernama Remy. Remy pun menjadi chef di Restoran
sederhana dan mempunyai restoran khusus tikus. Bahagia, dan ia pun kini
diakui oleh manusia. Sosok yang dulu hanya menganggapnya sebagai pengganggu.
Film ini adalah cermin bagi kita. Tuhan
menghendaki kita untuk berhasil, namun Tuhan menunggu untuk memberikan
keberhasilan kepada kita, agar kita berusaha dan bekerja keras untuk
mendapatkan keberhasilan yang kita impikan. Tuhan melihat peluh keringat kita,
bukan apa yang kita hasilkan. Karena yang terpenting adalah proses untuk
mendapatkan, bukan apa yang kita berhasil dapatkan. Karena semuanya kembali
kepada Tuhan. Tuhan tahu yang terbaik bagi kita.
0 komentar:
Posting Komentar