Sabtu, 17 Agustus 2013

Bangkit Pemuda, Bangkit Indoensiaku



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ : إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ تَعَالَى، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ... "
dari Abu Huroiroh ra berkata dari Nabi SAW bersabda, “Tujuh golongan yang akan  dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh beribadah kepada Allah Ta’ala, pemuda yang hatinya selalu terikat dengan masjid... (HR. Bukhori dan Muslim)   

Syeikh Mustafa Al Ghulayain merindu pemuda yang memperjuangkan kebenaran. Dalam syairnya beliau bertutur sesungguhnya pada pemudalah nasib suatu bangsa, dan dalam perjuangannya kehidupan suatu bangsa. Pemuda adalah tiang agama dan bangsa, kebaikan mereka adalah kebangkitan dan kejayaan umat. Begitu pula, kerusakan mereka adalah kehancuran dan kemunduran umat. Rasulullah SAW memberikan motivasi kepada pemuda, dalam hadist di atas disebutkan bahwa pemuda yang tumbuh dalam ketaatan ibadah kepada Allah nan hatinya terpaut pada masjid akan mendapatkan naunganNya.

Masa muda adalah masa sulit, segalanya berkecamuk, bergejolak menjadi satu, bertabrakan antara idealisme dan godaan nafsu yang mencapai titik klimaks. Akibatnya, ibadah menjadi nilai yang sangat mahal untuk dimiliki, susah ditemui, pengorbanan harus lebih meroket. Inilah mengapa pemuda yang taqwa, menurut Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari,  mendapatkan naungan dari Allah.

Setiap pemuda memiliki cerita, baik itu bergenre kelam maupun gemilang, menyusahkan bisa juga membahagiakan, imannya bertambah tak mustahil berjatuhan, memalukan namun bisa berotasi membanggakan. Namun, apapun itu tetaplah selalu optimis menatap perubahan. Bila masa lalu kelam, maka tutuplah rapat. Jangan pernah merasa sendiri, orang arab memotivasi kita dengan   قد مض ما مض , yang berlalu biarlah berlalu, Allah Maha Pengampun. Bila masa lalu baik, maka go straight on, istiqomahlah! Sekarang, adalah saat menata diri, mempersiapkan merengkuh panji perubahan. Menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat, karena islam punya falsafah faidza farogh tafan shob (Al Insyirah, ayat 7-8). Kebangkitan itu tepat di depan kita, menunggu kita merengkuhnya. “Dan siapakah ucapannya yang paling baik dan berkata sesungguhnya aku ini adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (Fushilat : 33)”. Wallahu a’lam bish shawab.

*Dirgahayu Indonesiaku

0 komentar:

Posting Komentar